Semilir angin malam ini terasa
hangat, aku duduk di bawah taburan bintang dilangit. Betapa indahnya bintang
dilangit itu, kerlap-kerlipnya mangingatkanku pada masa masih menjadi calon
anggota baru pada suatu organisasi yang kuikuti. Setiap malam aku dan teman-teman
seperjuanganku duduk-duduk dibawah kerlap-kerlip bintang, tak hanya duduk-duduk
saja namun juga kami mendapatkan sebuah pembekalan materi untuk jalan kami
kedepannya. Yah suasananya hampir sama dengan saat ini.
Namun kali ini aku duduk dibawah kerlap-kerlip
bintang tidak untuk menerima materi, melainkan rapat dimana rapat ini dilakukan
untuk menentukan tema apa yang akan kita kerjakan untuk pekerjaan kedepannya.
Untuk menentukan tema tidaklah semudah yang dipikarkan, banyak
pertimbangan-pertimbangan untuk menguatkan tepatkah tema yang akan kita bahas.
Dari beberapa tema yang diajukan ada dua tema yang terpilih. Untuk memilihnya
memerlukan waktu yang cukup panjang. Apa tema yang dipakai ini pantas, ada
manfaat, dan apa ada efek untuk kedepannya, dengan memikirkan hal yang serinci
itu aku dan teman-teman yang lain melakukan perdebatan-perdebatan yang dimana
itu untuk menguatkan bahwa tema yang ini lebih pantas untuk digunakan, bukan
berarti tema yang lain tidak penting. Keduanya penting namun mana yang harus
didahulukan?
Setelah melewati perdebatan yang
panjang akhirnya kami mendapatkan tema. Tak terasa waktu berjalan cepat, jam
sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Perkumpulan kecil dibawah indahnya bintang
itu bubar dengan sendirinya. Kupandangi bintang yang bertaburan dilangit itu,
Indah benar-benar Indah. Bulan yang
biasanya selalu ada, tapi malam ini dia absen. Jika bulan juga muncul pasti
menambah keindahan yang ada.
Disaat ku merenung menatap langit,
semacam perasaan bimbang itu muncul. Bimbang? Yah bimbang untuk memilih pilihan
yang menurutku cukup sulit. Takut akan mengecewakan orang disekitarku tapi aku
juga ingin memilih apa yang aku inginkan, sebenarnya kedua pilihan itu adalah
dua hal yang aku minati. Tapi pada kenyataannya harus merelakan salah satunya.
Disinilah aku mulai bimbang.
Dulu mudah saja bilang masa bodo , tapi sekarang mana mungkin
bisa bilang seperti itu. apa yang kupilih akan menentukan hidupku dimasa depan.
Masa depan yang samar. Dari dulu sampai sekarang aku masih belum menemukan jati
diriku yang sebenarnya. Menyedihkan memang, sampai kapan ini akan berlanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar