Rabu, 21 Mei 2014

Masa Lalu Dan Masa Depan



Semilir angin malam ini terasa hangat, aku duduk di bawah taburan bintang dilangit. Betapa indahnya bintang dilangit itu, kerlap-kerlipnya mangingatkanku pada masa masih menjadi calon anggota baru pada suatu organisasi yang kuikuti. Setiap malam aku dan teman-teman seperjuanganku duduk-duduk dibawah kerlap-kerlip bintang, tak hanya duduk-duduk saja namun juga kami mendapatkan sebuah pembekalan materi untuk jalan kami kedepannya. Yah suasananya hampir sama dengan saat ini.
Namun kali ini aku duduk dibawah kerlap-kerlip bintang tidak untuk menerima materi, melainkan rapat dimana rapat ini dilakukan untuk menentukan tema apa yang akan kita kerjakan untuk pekerjaan kedepannya. Untuk menentukan tema tidaklah semudah yang dipikarkan, banyak pertimbangan-pertimbangan untuk menguatkan tepatkah tema yang akan kita bahas. Dari beberapa tema yang diajukan ada dua tema yang terpilih. Untuk memilihnya memerlukan waktu yang cukup panjang. Apa tema yang dipakai ini pantas, ada manfaat, dan apa ada efek untuk kedepannya, dengan memikirkan hal yang serinci itu aku dan teman-teman yang lain melakukan perdebatan-perdebatan yang dimana itu untuk menguatkan bahwa tema yang ini lebih pantas untuk digunakan, bukan berarti tema yang lain tidak penting. Keduanya penting namun mana yang harus didahulukan?

Setelah melewati perdebatan yang panjang akhirnya kami mendapatkan tema. Tak terasa waktu berjalan cepat, jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Perkumpulan kecil dibawah indahnya bintang itu bubar dengan sendirinya. Kupandangi bintang yang bertaburan dilangit itu, Indah benar-benar Indah.  Bulan yang biasanya selalu ada, tapi malam ini dia absen. Jika bulan juga muncul pasti menambah keindahan yang ada.
Disaat ku merenung menatap langit, semacam perasaan bimbang itu muncul. Bimbang? Yah bimbang untuk memilih pilihan yang menurutku cukup sulit. Takut akan mengecewakan orang disekitarku tapi aku juga ingin memilih apa yang aku inginkan, sebenarnya kedua pilihan itu adalah dua hal yang aku minati. Tapi pada kenyataannya harus merelakan salah satunya. Disinilah aku mulai bimbang.
Dulu mudah saja bilang masa bodo , tapi sekarang mana mungkin bisa bilang seperti itu. apa yang kupilih akan menentukan hidupku dimasa depan. Masa depan yang samar. Dari dulu sampai sekarang aku masih belum menemukan jati diriku yang sebenarnya. Menyedihkan memang, sampai kapan ini akan berlanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar