Sebelum meninggalkan desa yang asri
ini, para peserta jurnalistik disuguhkan oleh makanan khas trenggalek, yaitu
nasi gogok. Nasi yang dibungkus dengan daun ini berisikan nasi, ikan teri atau
sejenisnya kemudian ditaburi dengan sambel. Nah sambel inilah yang membuat
sensai luarbiasa dalam mulut. Betapa pedas dan panas sekali dimulut.
Sampai-sampai nasi gogok ini membuatku terharu dan akhirnya mengeluarkan air
mata. Meski terasa pedas, tapi rasa yang enak itu tak membuatku berhenti untuk
melahapnya. Tapi setelah selesai dan minum, rasa pedas yang membakar mulut ini
hilang entah kemana. Jadi sensasinya hanya saat kita makan.
Rabu, 21 Mei 2014
Apa salahnya belajar lagi?
Sukorejo, merupakan salah satu
desa yang berada di Trenggalek, Jawa
Timur Indonesia. Suasana desa ini mengingatkanku pada rumah kakek nenekku yang
berada di Kediri. Tenang, asri dan udaranya pun sejuk. Pertama kali datang
ketempat ini, yang aku lihat banyak jajaran genteng-genteng yang sedang dijemur
dipelataran depan rumah. Jadi kesan pertama dari desa ini adalah desa pembuat
genteng, namun pada kenyataannya usaha membuat genteng ini sebenarnya bukan
pekerjaan utama dari desa ini, melainkan hanya sebagai kerja sampingan.
Pernytaan ini didapat dari kepala desa setempat. Tak hanya usaha gentengnya
saja yang menarik perhatianku, namun panorama yang berupa bukit-bukit juga
terlihat indah menghiasi background dari desa ini.
Esai ...
Esai, merupakan tulisan bebas yang
sebenarnya memiliki makna. Kalimat tersebut merupakan pemahamanku mengenai apa
itu esai. Apa kalian pernah membuat esai? Yah mungkin kalian pernah namun
kalian tak tau yang manakah yang disebut esai. Sama sepertiku, aku juga tak
tahu esai itu yang seperti apa. namun dari materi yang aku dapat hari ini.
Dapat memberi pencerahan mengenai esai.
Tak puas dengan materi yang diberikan aku cari dari refrensi lain. Dari
refrensi yang aku dapat, esai mempunyai banyak macam. Contohnya seperti opini,
opini merupakan essai yang berbentuk argue. Berarti jika demikian, aku sudahe
pernah membuat esai? Karena sudah pernah membuat opini.
Tak Jelas
Dua hari berurut memberikan sebuah
buletin selebaran yang berbeda isi, bukanlah hal yang efektif untuk membuat
orang membaca. Karena tingkat minat baca di lingkungan ini dirasa sangat
kurang. Buktinya beberapa buletin selebaran yang dibagikan hanya dipakai
sebagai kipas atau bahkan hanya digeletakkan saja. Masih untung hanya dilihat
saja namun tak dibaca. Bagaimana cara meningkatkan minat baca mereka. Apa
karena bacaan yang disebar tidak memiliki sesuatu hal yang menarik? Pendapat
orang memang berbeda, tapi setidaknya bacalah.
Aku dan Corel
Setelah penantian yang cukup lama
itu, rapat baru dimulai sekitar pukul 01.15 WIB. Banyak bahasan yang dibahas
namun banyak juga diselipi candaan. Rapat dengan selipan-selipan candaan tak
akan membuat bosan. Yah meskipun rapat tak selama yang kemarin namun cukup
menguras tenaga juga. Tak taulah tenaga yang mana. Setelah selesei rapat. Bukan
berarti selesai juga kegiatan, namun masih ada saja pekerjaan yang harus
diselesaikan. Mengerjakan sesuatu yang kita suka itu hal yang sangat
menyenangkan. Yang biasanya aku mengantuk kalau sehabis rapat panjang dan
memakan banyak waktu membuat mata terasa berat. Namun ini beda, mungkin yang
lain akan merasa bosan dengan yang kulakukan malam ini dengan diam tak jelas.
Tapi aku tidak, karena sekarang aku duduk didepan monitor sedang mengoperasikan
software yang bernama corel draw.
Bertemu corel lagi merupakan perjumpaan yang indah.
Penantian
Pertama kali lihat teater secara
langsung adalah sesuatu hal yang menakjubkan. Karena biasanya aku melihatnya di
layar kaca. Pertunjukan pertama adalah Monolog. Dimana hanya ada satu orang
yang memerankan beberapa karakter. Satu orang memerankan beberapa karakter yang
berbeda, bukankah itu sulit dilakukan jika memang tak mempunyai keahlian. Dari
karakter yang sedih, marah, cemas, gelisah, senang dapat dipraktikan dengan
bagus. Aktor itu dapat mengemas ceritnya dengan apik. Mungkin ada sedikit yang
tak kumengerti tentang berjalannya mologok itu, karena menurutku ada beberapa
karakter yang seharusnya berubah karakter satu kekarakter satunya tak mempunyai
cukup jeda yang baik, nah hak ini yang membuatku bingung untuk menebak cerita
apa yang akan dilakukan selanjutnya atau
bahkan ada cerita yang tak berkesinambungan. Atau memaksakan karakter yang
dilakoni si aktor. Entahlah apa memang pendapatku mengenai teater benar atau
tidak.
Masa Lalu Dan Masa Depan
Semilir angin malam ini terasa
hangat, aku duduk di bawah taburan bintang dilangit. Betapa indahnya bintang
dilangit itu, kerlap-kerlipnya mangingatkanku pada masa masih menjadi calon
anggota baru pada suatu organisasi yang kuikuti. Setiap malam aku dan teman-teman
seperjuanganku duduk-duduk dibawah kerlap-kerlip bintang, tak hanya duduk-duduk
saja namun juga kami mendapatkan sebuah pembekalan materi untuk jalan kami
kedepannya. Yah suasananya hampir sama dengan saat ini.
Namun kali ini aku duduk dibawah kerlap-kerlip
bintang tidak untuk menerima materi, melainkan rapat dimana rapat ini dilakukan
untuk menentukan tema apa yang akan kita kerjakan untuk pekerjaan kedepannya.
Untuk menentukan tema tidaklah semudah yang dipikarkan, banyak
pertimbangan-pertimbangan untuk menguatkan tepatkah tema yang akan kita bahas.
Dari beberapa tema yang diajukan ada dua tema yang terpilih. Untuk memilihnya
memerlukan waktu yang cukup panjang. Apa tema yang dipakai ini pantas, ada
manfaat, dan apa ada efek untuk kedepannya, dengan memikirkan hal yang serinci
itu aku dan teman-teman yang lain melakukan perdebatan-perdebatan yang dimana
itu untuk menguatkan bahwa tema yang ini lebih pantas untuk digunakan, bukan
berarti tema yang lain tidak penting. Keduanya penting namun mana yang harus
didahulukan?
Kekecawaan Itu Tak Kan Termaafkan
Sudah seminggu lamanya tak menulis
lagi. Kenapa? Ada sesuatu hal saja yang dikerjakan. Apa segitu sibuknya, sampai
tak ada waktu untuk menulis? Tidak juga, hanya tak mau ceritakan saja. Okay
sudah cukup pertanyaanya, sekarang aku ingin mengoceh tentang kejadian hari ini
yang menurutku sangat bermakna dan punya arti. ada dua hal yang menurutku perlu
diocehkan disini. Yang pertama hari ini aku sudah membuat orang-orang yang sangat
penting dalam hidupku kecewa.
Kenapa Masih Dibaca?
Tak ada hal yang menarik untuk
diceritakan. Apa? Apa yang mau kutulis? Apa sebuah keluhan lagi? Lebih baik aku
menulis keluhan-keluhan yang tak bisa ku ungkapkan. Hari ini adalah hari jumat,
semua orang juga tau kalau hari jumat kenapa harus di omongin lagi -_- . setiap
hari jumat aku selalu senang. Kenapa? Karena besok sabtu dan minggu tidak ada
kuliah, haha. Hanya orang muna’ (munafik) yang tak suka hari libur, dalam arti
libur beberapa hari dalam pekerjaannya.
Jumat ini aku pulang kampung (pulkam),
aku pulkam bareng sama temanku satu kelas. Aku juga minta dianterin dia ke toko
buku untuk beli map. Karena kau tak tahu dimana tempat toko buku di daerah
rumahnnya. Setelah bertanya-tanya ke orang ternyata toko buku yang mau aku
kunjungi tiap aku pulang aku lewat depan toko itu. betapa o onnya (semacam bodoh) aku. Kemudian aku masuk ke dalam toko buku
itu, berjajar banyak buku-buku di raknya. Perhatianku malah tertuju pada
jajaran buku-buku itu
Oh Kamis...
Kamis yang sibuk. Bukan sibuk karena
kuliah, bukan juga sibuk karena suatu kegiatan namun ini sibuk bolak-balik
kesana kemarai entah kemana tujuannya. Yang ingin kuocehkan hari ini adalah
tentang kuliahku. Hari ini aku ada tiga matakuliah (matkul) yah dari seminggu
aku kuliah hanya hari ini yang paling banyak matakuliahnya. Jam kuliah pertama
adalah jam 10.40 WIB, aku datang kekampus dengan temanku sekelas. Yah dari
semester awal kami selalu berangkat bersama. Berangkat dengan senang gembira.
Setelah sampai dikampus, aku ke kelas tempat matkul pertama berlangsung. Dari
depan kelas tampak sepi, aku berfikir apa aku telat? Soalnya aku berangkat juga
dengan waktu yang pas dengan masuknya matkulku. Jalanku kupercepat, dalam hati
berdoa jangan sampai telat.. jangan.. Dan
kubuka pintu itu, kosong tak ada satu orangpun didalam ruangan itu. kemana orang-orang pergi? Apa kelas sudah
dibubarkan? Pikirku dalam hati. “Yang lain mana yan?” tanya temanku sebut
saja ximo
Selasa, 20 Mei 2014
Kenapa Harus Ada Perasaan Itu
Resah, gelisah kenapa harus ada
perasaan itu. perasaan yang membuat manusia tak tenang. Diasaat seperti itu
mereka tak tau harus berbuat apa. Yang ada hanya ketakutan akan dirinya
sendiri. Rasa resah, gelisah itu muncul ketika manusia telah melakukan hal yang
menurutnya salah, entah dari dirinya sendiri yang membuat suatu hal tidak benar
atau bisa saja orang disekitarnya. Tidak dapat mempertanggungjawabkan apa yang
sudah dibuatnya juga salah satu sikap yang membuat seorang manusia merasa resah
dan gelisah. Setiap manusia pasti merasakan perasaan itu, tidak mungkin ada
manusia yang tak pernah tidak merasakannya.
Perasaan resah dan gelisah yang
dirasakan manusia apakan semua sama? Resah, gelisah yang kurasakan seperti
disudutkan oleh pertanyaan-pertanyaan
atau bahkan pernyataan-pernyatan yang membuatku tak punya ruang untuk berpikir
jernih lagi. Yang ada
Selasa, 06 Mei 2014
Sadar Untuk Tidak Sadar
Takbisa membuat kata-kata yang puitis,
tak bisa berbasa-basi dalam membuat sebuah karya tulis. Hanya beberapa kata
yang bisa keluar dari otakku. Entah apa yang sedang kutulis ini. Mungkin hanya
bualan-bualan yang tak penting sama sekali. Tak tahu apa ini, aku hanya ingin
menulis apa yang ingin ku tulis, toh ini juga tulisanku, jelek baiknya aku tak
tahu, yang penting aku menuliskannya.
Diam, merenung, dan berfikir apa yang
harus kulakukan selanjutnya. Ah itu membuatku frustasi, mengikuti alur yang
sedang berjalan yah beginilah aku sekarang, masih belum mempunyai pandangan
untuk kedepan. Bodoh? Yah aku akui itu. memang ada yang salah dengan kata
bodoh? Bukankah lebih baik menjadi orang bodoh dulu. Dengan begitu kita bisa
melakukan proses untuk menjadi lebih baik yah katakanlah pintar. Tanpa ada
proses orang tak akan bisa menikmati hidup.
Hari-hariku terlalu membosankan untuk ditulis, karena
hanya
Kamis, 01 Mei 2014
Koleksi Pribadi ?
Pembohong! Sudah berapa kali ku
bohongi diriku sendiri? Aku sangat membenci kata itu. orang lain yang melakukan
hal itu saja aku marah. Tapi kenapa aku harus melakukannya, bohong. terlebih lagi pada diriku sendiri. Hal itu
sangat menyiksaku. Diam-diam aku menangis dalam hati, tak tau harus berbuat apa
lagi. Diriku yang sangat menyedihkan. Ingin kulupakan kejadian itu dengan
membaca buku, tidak. Itu tidak bisa. Malah aku semakin mengingatnya dan buku
yang kubacapun tak ada manfaatnya, isi dari bacaan yang kubaca tak tau
maknanya. Sial aku benar benci akan situasi seperti ini.
Kuputar lagu-lagu bergenre rock.
Berharap ku bisa melupakannya. Egois bukan? Yah aku juga menyadarinya kenapa
harus dilupakan dan alangkah baiknya jika
Kabar Tentangmu
Tiba saatnya sampai di tanah orang
lagi. Baru saja aku tiba, sudah ada berita yang benar-benar membuatku terkejut.
Aku benar-benar tidak bisa percaya berita itu. bukankah kemarin kita masih
saling berbicara meski itu tidak secara
langsung. Jadi karena ini kah kau tidak menyapaku. Aku berpikir apa
karena aku tidak membalas menyapamu. Maaf
tak ada maksud jahat kepadamu,
Banyak sekali orang yang bersimpati
kepadamu, karena kau memang orang yang baik, itu menurutku entah apa mereka
juga berpikir seperti itu. aku turut sedih mendengar kabar
Dikejar Waktu
Entah apa yang ada di
fikiranku saat ini. Tidak ada inspirasi sama sekali untuk menulis. Padahal hari
ini tulisan itu harus dikumpulkan. Materi yang aku ketahui pun juga tidak
banyak. Jadi bagaimana aku bisa menulis dengan baik? Akupun mencari lagi
refrensi tentang materi itu, ada sebagian yang tidak aku pahami. Butuh waktu
tiga sampai empat jam untuk benar-benar paham dengan materi itu. setelah aku
mengerti, meskipun tidak banyak. Aku mulai memberanikan diriku untuk menulis.
Ternyata
tidak semudah yang aku bayangkan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
fikiranku. Apakah ini masuk dalam tulisan? Tanpa pikir panjang aku bertanya
pada seniorku. Dan dengan baiknya mereka memberiku pengarahan. Ada dua pendapat
yang berbeda dari apa yang aku tanyakan, ini juga membuatku bingung. Setelah
aku telaah kedua pendapat itu aku modifikasi menjadi satu.
Sampai
pada menulis, kalau aku menulis membutuhkan waktu berjam-jam untuk
menyelesaikan satu buah artikel. Cukup lama memang, karena terkadang inspirasi
Langganan:
Postingan (Atom)